Jumat, 15 Mei 2015

Makalah Pemasaran Pendidikan


BAB I
                                                           PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Pemasaran ialah proses transaksioanal untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen menjadi tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan cara mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati. Pendidikan adalah proses perubahan pola fikir, apresiasi dan pembasaan manusia agar menjadi manusia yang artinya memanusiakan manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan. Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikkan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia ketika membicarakan sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk membicarakan pemasaran pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup hanya dengan membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada sistem persekolahan.
          Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata. Untuk mengenal lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka harus mengenal lebih dahulu pengertian dan karakteristik pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri.
           Pemasaran merupakan kunci penting dalam setiap perusahaan, entah itu perusahaan yang menjual jasa atau barang. Tapi yang perlu kita sadari sebenarnya inti dari pemasaran adalah memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan kita (the best services). Sedangkan konsep pemasaran sendiri dalam dunia pendidikan yang notabene menjual jasa adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut ini:
1.Apa pengertian Pemasaran Pendidikan?
2. Apakah ciri ciri pemasaran pendidikan?
3. Apa saja setrategi pemasaran pendidikan?
 BAB II
     PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pemasaran ialah proses transaksioanal untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen menjadi tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan cara mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati. Pendidikan adalah proses perubahan pola fikir, apresiasi dan pembasaan manusia agar menjadi manusia yang artinya memanusiakan manusia.
Kotler (2004: 8) memberikan pengertian pemasaran sebagai berikut :

      a.     Marketing is the prosess of defining, anticipacing, and creating customer needs and wants, and of organizing all the resource of the company to satisfy them at greates profit to the company and to the customer.
      b.     The perormance of business activities that direct the flow of goods and services from producer to consumer or user.
      c.     Marketing is the analizing, organizing, planning, and controling of the firm’s customer-I                         mpinging resources, policies, and activities with a view to satisfying the needs and wants 
               of chosen customer groups at a profit.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pemasaran (marketing) tidak diasumsikan dalam arti yang sempit yaitu penjualan akan tetapi merketing memiliki pengertian yang sangat luas. Hal itu sesuai dengan pendapat George Brooker (1985: 192) yaitu “To assume marketing is merely selling or merely promotion is not only to misunderstanding the concept of marketing it also makes the long-run survival of the organization unlikely”.
Intinya penerapan marketing tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba perusahaan atau lembaga akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari outputnya.
Konsep marketing tidak berorientasi asal barang habis tanpa memperhatikan sesudah itu, berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada kepuasan konsumen, dimana marketing itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus segera dipenuhi, sedangkan wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, famili, dan sebagainya.
   Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan, beberapa ahli memberikan pengertian diantaranya adalah : Kotler (2003: 8) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (cretion) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Khususnya dalam marketing pendidikan John R. Silber yang dikutip Buchari Alma (2003: 53) mengutip (Silber, 1980: 7) menyatakan bahwa “In another sense, marketing ethics deal with avoiding the dubiosly legitimized dishonesties of some commercial advertising and we should hope that institutions are supplied with the qualities of intellect and character as well. Dengan kata lain bahwa etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga Negara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
Dalam membangun lembaga pendidikan, Brubacher (1977: 107) menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat (to think as profoundly as possible an the society’s most puzzling problems even to think the unthinkable), dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan, industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja, bahan buku, sumber daya alam dan manusia, hubungan internasional, pendidikan, lingkungan, kesehatan dan sebagainya yang perlu untuk di pecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan, dimana lulusan yang bermutu dihasilkan dalam black box processing yang diolah oleh tenaga pendidik yang bermutu.
    Adapun Dalam mengelola pendidikan, sebetulnya ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistemologis, dimana lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat (to think as profoundly as possible on the society’s most puzzling problems even to think the unthinkable), dimana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan, industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja, bahan baku, sumber daya alam dan manusia, hubungan internasional, pendidikan, lingkungan , kesehatan dan sebagainya yang perlu untuk di pecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan dimana lulusan yang bermutu dihasilkan dalam black box processing yang diolah oleh tenaga pendidik yang bermutu.
     Secara teoriti, pada dasarnya ada tiga komponen dasar dalam penerapan pemasaran pendidik, yaitu: (1) integrated marketing, (2) create customer satisfaction, dan (3) a profit. Dimana kita harus mengelola: (1) customer-impinging resources, (2) policies, (3) activities dan (4) market segmentation, karena empat faktor tersebut akan memberikan referensi terhadap pilihan para pemakai jasa produk yang dihasilkan. Akan tetapi lebih spesifik lagi bahwa pemasaran memiliki empat aktivitas yaitu analysis, organization, planning dan control.
2.2 ciri ciri pemasaran pendidikan
Untuk memahami pengertian jasa pendidikan, ada baiknya kita mempelajari dahulu beberapa pendapat para ahi. Kotler (2003:428), seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa adalah “a service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product”.  Maksudnya jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak yang lainnya yang secara prisip tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepindahan kepemilikan.
            Berdasarkan definisi di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Merujuk pengertian tersebut, ada empat ciri utama dalam setiap jasa, yaitu :
(1) Tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut;
(2) Tdak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa;
(3) Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa , kapan dan dimana menyajikannya;
(4) Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat di jual pada masa yang akan datang.
    Di samping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan karakteristik, yaitu:
(1) Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan;
(2) Jasa tergantung pada waktu
(3) Jasa bergantung pada tempat
(4) Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa;
(5) Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan;
(6) Perubahan pada konsep kemanfaatan;
(7) Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa;
(8) Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.

    Berdasarkan ciri dan karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
(1) Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud ( more intangible than tangible);
(2) Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and
     consumption);
(3) Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).

     Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pepatah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
   Siapa, menunjukkan tenaga pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi kualitas dari penyampai pendidikan maka semakin tinggi juga kualitas proses pendidikan tersebut. Dimana, merupakan lokasi jasa pendidikan tersebut disampaikan, tentu saja hal ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi tinginya kualitas proses pendidikan. Kapan, menunjukkan waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan sehingga proses tersebut berkualitas.

2.3 Strategi  Pemasaran Pendidikan

Dalam bidang pendidikan diperlukan tiga konsep strategi pemasaran yang dapat dipertimbangkan, yaitu: (1) Distinctive competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dari pada pesaing; (2) Competitive advantage, yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya, melalui strategi differensiasi (keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar).
Strategi differensiasi merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:
(1)        Differensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan perusahaan mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing. Strategi differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya: persepsi mengenai keunggulan kerja, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, brand image yang lebih unggul, dan lain-lain.
(2)        Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang sangat bersaing.

(3)        Fokus (Focus), adalah strategi menggarap satu target market khusus. Strategi fokus biasanya dilakukan untuk produk ataupun jasa yang memang mempunyai karakteristik khusus. Beberapa produk misalnya hanya fokus ditargetkan untuk kaum muslim sehingga semua produknya memberikan benefit dan fungsi yang disesuaikan dengan aturan Islam. Produk yang fokus pada target market kaum muslim biasanya selalu mensyaratkan label halal, tanpa riba, dan berbagai aturan lain yang disesuaikan dengan ketentuan Islam.







BAB II
                    PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.  Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
2. Pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan yang: (1) Ada produk sebagai komoditas; (2) Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan; (3) Punya pangsa/sasaran yang jelas; (4) Punya jaringan dan media; dan (5) Tenaga Pemasar.
 3. ada empat ciri utama dalam setiap jasa, yaitu :
A. Tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut;
B.  Tdak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa;
C. Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa , kapan dan dimana menyajikannya;
D. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat di jual pada masa yang akan datang.
    Di samping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan karakteristik, yaitu:
A. Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan;
B. Jasa tergantung pada waktu
C. Jasa bergantung pada tempat
D. Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa;
E.  Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan;
F. Perubahan pada konsep kemanfaatan;
G.  Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa;
H.  Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.

    Berdasarkan ciri dan karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan mempunyai karakteristik  sebagai berikut:
(1) Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud ( more intangible than tangible);
(2) Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and
     consumption);
(3) Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).

4. Strategi differensiasi merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran sebagai strategi bersaing, yaitu:
A. Differensiasi
B. Keunggulan biaya
C. Fokus







DAFTAR PUSTAKA

http://lebak-kauman.blogspot.com/2013/02/strategi-pemasaran-lembaga-pendidikan.html
Modul PEMASARAN PENDIDIKAN Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd.: 
Pemasaran Pendidikan


Senin, 08 September 2014

my self

saya berasal dari Negri Kaibobu ,
saya dilahirkan dikota Ambon , 18 februari 1997 , 
saya merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara ,
dulu TK saya di TK IHUWAKU , SD di SD NEGERI 74 Ambon , 
SMP Negeri 6 Ambon , SMK 1 Negeri Ambon dan 
sekarang saya sedang melanjutkan study saya ke perguruan tinggi 
UNVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA ,Singaraja BALI